SEKTE-SEKTE SOSIAL DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
September, 2013
A.Pengantar
Manusia tidak dapat hidup sendirian, mereka membutuhkan manusia lain. Dalam
menghadapi lingkungan sekitar manusia harus dapat bergaul dengan baik dengan
manusia-manusia lain, dan dari pergaulan tadi mereka dapat mendatang
kepuasan-kepuasan bagi jiwa masing-masing manusia.
Manusia juga disebut social animal(hewan sosial) yaitu hewan yang mempunyai
naluri untuk senantiasa hidup bersama. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan
orang lain disebut gregariousness.
Dalam berhubungan manusia dengan manusia yang lain memiliki sebuah reaksi,
yang mana reaksi tersebut menyebabkan tindakan seseorang menjadi bertambah
luas. Manusia sejak dilahirkan telah memiliki dua hasrat atau keinginan pokok
yaitu:
- keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
- keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Karena manusia
sejak dilahirkan telah memiliki dua hasrat atau keinginan pokok,maka dalam
memberikan reaksi manusia cenderung untuk dapat memberikan keserasian dengan
tindakan orang lain.
Dan dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya manusia
menggunakan pikiran, perasaan, dan kehendaknya. Dalam penggunaan pikiran,
perasaan, dan kehendaknya dalam menghadapi lingkungan manusia akan mengalami
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dengan lingkungannya, yang
kemudian timbullah kelompok sosial/social group yaitu himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Setiap himpunan manusia dapat dinamakan kelompok sosial jika memiliki:
- kesadaran setiap anggota untuk mengakui kelompoknya
- adanya hubungan timbal balik
- memiliki kesamaan faktor, misalnya memiki tujuan yang sama
- berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku
- mempunyai sistem dan berproses
B.Pendekatan Sosiologis terhadap sekte-sekte sosial
Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok sosial yaitu
keluarga. Walaupun anggota keluarga selalu menyebar, tapi pada waktu-waktu
tertentu keluarga itu akan berkumpul kembali, dan di saat mereka berkumpul,
mereka akan saling tukar menukar pengalaman yang terjadi pada mereka dengan
kelompok sosial yang lainnya. Pada saat yang demikian yang terjadi bukan hanya
pertukaran pengalaman, tetapi anggota keluarga mungkin telah mengalami perubahan-perubahan
walaupun tidak disadarinya. Saling tukar menukar pengalamn dalam kehidupan
berkelompok mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
oarang-orang yang bersangkutan.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki dua segi yaitu jasmaniah(raga) dan
rohaniah(jiwa). Segi rohaniah manusia terdiri dari pikiran dan perasaan, dan
apabila di serasikan akan menghasilkan keinginan yang kemudian menjadi sikap
tindak yang mana sikap tindak itulah yang kemudian menjadi landasan gerak dari
segi jasmaniah manusia.
C.Tipe-tipe Sekte sosial
- Klasifikasi Tipe-tipe Sekte Sosial
Georg Simmel mengklasifikasikan kelompok sosial mengambil ukuran besar
kecilnya jumlah anggota dan pengaruh kelompok, yaitu di mulai dari bentuk
terkecil yang terdiri dari satu orang sebagai fokus hubunganyang kemudian di
kembangkan dengan meneliti kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga
orang ataupun lebih.
F.Stuart Chapin,mengklasifikasikannya melalui ukuran tinggi rendahnya derajat kedekatan hubungan antar anggota-anggota
kelompok sosial, yaitu pembagian atas dasar kelompok-kelompok yang mana
anggota-anggotanya saling mengenal.
Selanjutnya yaitu pengklasifikasian berdasarkan kepentingan dan wilayah,
misalnya masyarakat setempat yang merupakan kelompok-kelompok atas dasar
wilayah dan memiliki kepentingan –kepentingan bersama walaupun tidak di khususkan secara terinci
atau di jabarkan lebih lanjut.
Klasifikasi selanjutnya yaitu atas dasar ukuran derajat organigasasi, yaitu
kelompok-kelompok sosial yang terdiri dari kelompok-kelompok yang berorganisasi
dengan baik seperti negara atau juga kelompok-kelompok sosial yang hampir-
hampir tidak terorganisasi misalnya kerumunan.
- Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Dalam masyarakat yang kompleks,individu biasanya menjadi anggota dari
kelompok sosial tertentu dengan sekaligus, misalnya atas dasar ras, akan tetapi
dalam hal lain seperti bidang pekerjaan keanggotaannya biasanya bersifat
sukarela. Dengan demikian terdapat derajat tertentu bagi individu sehubungan
dengan keanggotaan kelomnpok sosialnya.
Ukuran lain dari individu yaitu individu lebih tertarik pada kelompok
sosial yang dekat dengan kehidupan seperti keluarga, kelompok kekerabatan, dan
rukun tetangga, dari pada misalnya dengan perusahaan atau negara.
- In-Group dan Out-Group
In group adalah kelompok sosial di mana individu mengidentifikasikan
dirinya. Sedangkan out group oleh individu di artikan sebagai kelompok sosial
yang menjadi lawan dari in group. In group dan out group biasanya sering di
kaitkan dengan istilah-istilah “kami atau kita” dan “mereka”,misalnya “kami
mahasiswa hukum sedangkan mereka mahasiswa fakultas ekonomi”.
Sikap-sikap in group pada umumnya di dasarkan pada faktor simpati dan
selalu mepunyai perasaan dekat anggota-anggota kelompok. Sedangkan sikap-sikap
out group selalu di tandai dengan suatu kelainan yang berwujud kebencian dan
permusuhan.
Perasaan in group
dan out group atau perasaan didalam
kelompok dan luar kelompok didasari dengan suatu sikap yang menganggap bahwa
kebiasaan-kebiasaan kelompoknya merupakan yang terbaik di bandingkan
kebiasaan-kebiasaan kelompok lain.
- Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Kelompok primer adalah kelompok –kelompok sosial yang sederhana yang di
tandai dengan ciri-ciri saling kenal menganal dengan anggota kelompoknya serta
kerja sama yang erat. Sebagai salah satu hasil hasil hubungan kerja sama yang
eratadalah peleburan individu-individu ke dalam kelompok-kelompok sehingga
tujuan individu menjadi juga tujuan kelompok, seperti keluarga,kelompok
sepermainan, dan lain sebagainya.
Kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak
orang yang mana hubungannya tidak bersifat pengenalansecara pribadi dan juga
tidak tetap seperti hubungan kontrak jual beli.
Hubungan-hubungan antar manusia tidak mungkin semata-mata didasarkan atas
kontrak tetapi harus ada rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok. Rasa
kesetian dan pengabdian tersebut tidak mungkin timbul dengan sendirinya tetapi
merupakan hasil dari hubungan antar manusia yang akrab. Adanya kelompok primer
merupakan syarat penting dari terbentuknya kelompok sekunder. Syarat-syarat dan
sifat-sifat kelompok primer dan kelompok sekunder saling mengisi dan dalam
kenyataan tak dapat dipisah-pisahkan secara sepenuhnya.
- Paguyuban(Gemeinschaft) dan Patembayan(Gesellschaft)
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersama yang mana angotanya di ikat
oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah juga bersifat tetap. Dasar
hubungannya atas rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah di kodratkan.
Kehidupan ini juga bersifat nyata dan saling melengkapi. Bentuk paguyuban
terutama dapat di jumpai dalam keluarga.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan untuk jangka waktu
yang pendek. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran
belaka.Bentuk patembayan terutama dapat di temui dalam hubungan prjanjian yang
berdasarkan ikatan timbal balik seperti ikatan anara pedagang.
Tonies menyesuaikan bentuk kehidupan paguyuban dan patembayan dengan dua
bentuk kemauan asasi manusia yaitu wesenwille dan kurwille. Wesenwille
merupakan benruk kemauan yang dikodratkan yang timbul dari keseluruhan
kehidupan alami. Dalam wesenwille perasaan dan akal adalah kesatuan yang
terikat pada kesatuan hidup yang alamiah dan saling melengkapi. Sedangkan
kurwille merupakan bentuk kemauan yang di pimpin oleh cara berpikir yang di
dasarkan pada akal. Kurwille merupakan kemauan yang ditujukan pada
tujuan-tujuan tertentu dan sifatnya masuk akal. Wesenwilleselalu menimbulkan
paguyuban sedangkan Kurwille selalu menjelmakan patembayan.
- Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok sosialyang berbentuk organisasi yang mempunyai
aturan-aturan yang bersifat tegas,dan sengaja di buat oleh anggota kelompok
untuk mengatur hubungan antar sesama.
Menurut Max Weber
organisasi-organisasi yang di bentuk menurut cara-cara yang cara kerjanya
bersifat menurut aturan memiliki cara-cara sebagai berikut:
- Tugas-tugas organisasi di salurkan dalam beberapa posisi yang merupakan tugas jabatan.
- Posisi-posisi dalam organisasi terdiri dari tingkatan struktur yang berwenang yaitu dimana setiap pejabat bertanggung jawab terhadap bawahan mengenais keputusan dan pelaksan.
- Sistem peraturan menguasai keputusan-keputusan dan pelaksanaan
- Unsur staf merupakan pejabat yang bertugas memelihara organisasi dan khususnya dalam keteraturan komunikasi
- Para pejabat berharap hubungan dengan bawahan dan pihak lain dalam peninjauannya tidak bersifat pribadi.
- Penyelenggaraan peraturan-peraturan pegawai di dasarkan pada kemajuan dan perkembangan pada pekerjaan.
Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang
pasti. Kelompok –kelompok tersebut biasanya terbentuk karena
pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan yang menjadi dasarnya adalah
kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama.
- Membership Group dan Reference Group
Membership group adalaah kelompok sosial yang mana
setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok . batas-batas yang di pakai
untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik tidak
dapat di lakukan secara sepenuhnya, karena adanya perubahan-perubahan keadaan.
Kelompok yang bukan anggota dapat
di kategorikan atas beberapa kategori,yaitu:
a. Dibedakan
dari yang pemenuhan persyaratan, pembedaan tersebut untuk mengetahui persyaratan
apa yang perlu dilakukan supaya orang-orang yang bukan anggota tadi
berorientasi pada norma-norma yang berlaku dalam kelompok sosial tersebut.
b. Sikap
terhadap keanggotaan kelompok. Orang-orang bukan anggota juga dapat di bedakan
menurut sikapmereka terhadap kelompok nya. Ada yang ingin sekali menjadi
anggota ada pula yang bersikap masa bodoh
c. Kelompok
terbuka dan tertutup. Kelompok-kelompok yang tertutup biasanya ingin
mempertahankan pola-pola interaksi yang telah ada sehingga keanggotaannya
terbatas. Sedangkan kelompok-kelompok terbuka misalnya partai politik yang
ingin mempunyai pengikut sebanyak-banyaknya agar progam partainya mendapat dukungan masyarakat.
d. Ukuran
waktu bagi anggota. Ukuran waktu ini menyangkut orang yang pernah menjadi anggota dan orang-orang yang secara
formal tidak mau menjadi anggota.
Reference group
adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang yang bukan anggota
untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Misalnya seseorang yang ingin sekali
menjadi mahasiswa, tetapi gagal memenuhi pwersyaratan untuk memasuki salah satu
perguruan tinggi, tetapi tetap bertingkah laku sebagai mahasiswa walaupun dia
bukan mahasiswa.
Robert K.Merton mengemukakan adanya dua tipe umum refefce group
a. Tipe
normatif
Tipe ini yang menetukan dasar-dasar bagi
kepribadian seseorang. Tipe ini merupakan sumber nilai bagi individu, baik yang
menjadi anggota maupun bukan anggota kelompok. Contohnya adalah anggota
angkatan bersenjata yang berpegang teguh pada tradisi yang telah di pelihara
oleh para veteran.
b. Tipe
perbandingan
Tipe ini merupakan pegangan bagi
individu dalam menilai kepribadiannya.
Tipe ini lebih di pakai sebagai perbandingan untuk menentukan kedudukan
seseorang, misalnya status ekonomi seseorang di bandingkan dengan status ekonomis dari orang-orang yang
semasyrakat.
- Kelompok Okupasional dan Volunter
Kelompok okupasional adalah kelompok sosial yang munculnya di karenakan
semakin lunturnya fungsi dari kekerabatan, kelompok ini timbul karena
anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis, misalnya kelompok profesi.
Kelompok volunter dalah kelompok yang mana anggotanya memilki kepentingan
yang sama namun tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat yang semakin luas
daya jangkaunnya. Kelompok- kelompok valonoter dapat memenuhi kepentingan-kepentingan
anggotanya secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara
umum. Kelompok-kelompok valonter mungkin di landaskan pada
kepentingan-kepentingan primer seperti sandang,papan,dan pangan.
D.Kelompok-kelompok Sosial yang tidak Teratur
- Kerumunan
Kerumunan adalah inividu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu
tempat,pada waktu yang bersamaan. Kerumunan jelas tidak terorganisasi. Ia dapat
mempunyai pimpinan tetapi tidak mempunyai sistem pembagian kerja, artinya
interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga, dan juga orang-orang
yang hadir dan berkumpul mempunyai kedudukan yang sama.
Identitas sosial seseorang biasanya
tenggelam apabila orang yang bersangkutan ikut serta dalam kerumunan, misalnya
seorang guru,mahasiswa,pedagang dan lain sebagainya sama-sama menunggu bis.
Untuk membubarkan suatu kerumunan di perlukan usaha-usaha untuk mengalihkan
pusat perhatian, untuk mengupayakan agar individu-individusadar kembali akan
kedudukan dan peranan yang seseungguhnya, usaha lai dapat di lakukan dengan menakut-nakuti
mereka. Misalnya demonstrasi, kadang-kadang di bubarkan dengan gas air mata
atau denag tembakan peringatan dan lain sebagainya.
Bentuk-bentuk
umum kerumunan
a. Kerumunan yang
memiliki suara yang berkaitan dengan struktur sosial
1.) Formal Audiences
Khalayak penonton atau pendengar yang resmi atau formal (formal audiences)
merupakan kerumunana-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan
persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. Contohnya adalah orang-orang yang menghadiri
khotbah keagamaan.
2.) Planned Expressive Group
Kelompok yang memang telah direncanakan (planned expressive group)
adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tak
begitu penting, tetapi
mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam
aktivitas kerumunan
tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Fungsinya sebagai penyalur
ketegangan-ketagangan yang di alami orang karena pekerjaan
sehari-hari.
Contohnya orang berpesta,berdansa, sebagainya.
b.Kerumunan yang
bersifat sementara (casual crowds)
1.) Incovenient
Aggregations
Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient
aggregations)
adalah orang-orang
yang antri karcis, orang –orang yang menunggu bis,
dan sebagainya. Dalam kerumunan itu kehadiran
orang-orang lain
merupakan halangan terhadap tercapainya maksud
seseorang.
2.) Panic Crowds
Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan
panik (panic
crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama
berusaha menyelamatkan
diri dari suatu bahaya. Dorongan dalam diri
individu-individu dalam
kerumunan tersebut mempunyai kecenderungan untuk
mempertinggi rasa
panik.
3.) Spectator Crowds
Kerumunan penonton (spectator crowds) terjadi
karena ingin melihat suatu
kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir
sama dengan khalayak
penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan
penonton tidak
direncanakan , sedangkan kegiatan-kegiatan juga
pada umumnya tak
terkendalikan.
c.Kerumunan yang berlawan dengan norma-norma hukum (lawless crowds)
1.) Accting Mobs
Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs)
bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan
fisik yang berlawan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Biasanya
kumpulan orang-orang tersebut bergerak karena merasakan bahwa hak-hak mereka di injak-injak atau karena tak adanya
keadilan.
2.) Immoral Crowds
Kerumunana yang bersifat immoral (immoral crowds)
hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah kerumunan yang bersifat
immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat.Contohnya adalah orang-orang
yang mabuk.
- Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan
kesatuan. Interaksi dalam publik terjadi secara tidak langsung dan melalui
alat-alat komunikasi seperti misalnya pembicaraan pribadi yang berantai,desas-desus,surat
kabar,radio, televisi,flim, dan lain sebagainya.
Tingkah laku pribadi kelakuan publik didasarkan
pada tingkah laku atau perilaku individu. Untuk memudahkan mengumpulkan publik
tersebut, digunakan cara-cara dengan menggandengkan nilai-nilai sosial atau
tradisi masyarakat yang bersangkutan, atau dengan menyiarkan
pemberitahuaan-pemberitahuaan, baik yang bersifat benar maupun yang palsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar